Selasa, 10 Juni 2008

St. Maximilianus Mary Kolbe (1894-1941)

Nama baptisnya adalah Raymond. Lahir pada 8 Januari 1884 di sebuah desa bernama Zdunsk, Wola di Polandia.Raymond adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara yang masih hidup. Dua lainnya meninggal waktu masih kecil. Orang tuanya bernama Julis dan Maria. Ketika perang dunia I pecah pada tahun 1914, ayahnya bergabung dengan tentara, namun tertangkap oleh Rusia dan digantung. Ibunya bekerja sebagai perawat dan mengelola toko. Setelah suaminya meninggal dan anak-anaknya dapat hidup mandiri, ibunya tinggal di biara Felician Sisters di Cracow.
Saat remaja, Rayomnd adalah anak yang sangat aktif namun terkadang menyusahkan ibunya hingga ibunya bertanya akan jadi apa dirinya kelak. Mendengar pertanyaan ibunya, Raymond berdoa pada Bunda Maria apa yang harus dia lakukan saat dewasa. Bunda MAria menawarinya dua mahkota berwarna putih (kemurnian) dan merah (kemartiran) dan Raymond mengambil keduanya. Sejak saat itu Raymond berubah menjadi anak yang lebih pendiam dan sangat suka berdoa.
Ketika berusia 13 tahun, Raymond masuk seminari Fransiscan di Lwow. Tahun 1912 Raymond dikirim ke Roma untuk belajar Filsafat dan Teologi. Raymond ditahbiskan di Roma pada tahun 1918. Sesudah penahbisannya, dia mendirikan sebuah kelompok di kalangan biarawan dengan nama "The Knights Of Immaculate" sebagai penghormatan kepada Bunda Maria. Pastor Raymond kemudian kembali ke Polandia dan ditugaskan mengajar filsafat dan sejarah Gereja di seminari Fransiscan di Cracow. Disini dia tetap melanjutkan apa yang telah dirintisnya di Roma, "The Knights Of Immaculate". Dengan seijin Uskup Cracow, Pastor Raymond mengumpulkan orang-orang religius dan awam untuk membentuk kelompok yang bernama "The Militia Of Immaculate" yang tujuannya adalah menaklukkan dunia dengan pertolongan Bunda Maria. Mereka berdoa bersama. Pada Januari 1922 kelompok ini membuat majalah bulanan yang bernama "The Knights Of Immaculate". Pastor Raymond harus berjuang keras dalam mengelola majalah ini, selain karena kekurangan dana juga karena sakit TBC yang dideritanya sejak studi di Roma. Tapi dia tidak pernah menyerah dan ternyata Tuhan juga selalu menolongnya di saat-saat yang tak terduga. Suatu ketika disaat tidak ada uang, pastor Raymond berdoa di Altar Bunda Maria di basilika St. Francis di Cracow. Selesai berdoa Pastor Raymond menemukan amplop berisi uang yang bertuliskan "For you, O Immaculate Mother". Uang itu jumlahnya persis dengan yang dibutuhkan Pastor Raymond saat itu. Dengan usaha keras dan dibantu oleh beberapa biarawan, majalahnya berkembang dengan pesat.
Selain bertugas di seminari dan mengurus majalahnya, Pastor Raymond juga ditugaskan di Paroki di Grodno. Bukan tugas yang ringan dengan kondisi tubuh yang sakit-sakitan tapi semuanya tetap dikerjakan dengan penuh tanggung jawab.Tahun 1927, dengan oplah majalah hingga 70.000 eksemplar, Pastor Raymond memindahkan produksinya di tempat baru di lahan luas dekat Warsawa pemberian pangeran Polandia Jan Drucki-Lubecki. Bersama para biarawan lain, pastor Raymond membangun Kapel, ruang tidur dan kantor administrasi. Mereka menyebut tempat itu "City Of Immaculate", yang semakinlam semakin berkembang dari 2 pastor dan 18 bruder menjadi 650 biarawan dan 122 siswa seminari menengah. 13 dari biarawan tersebut adalah pastor. Tempat yang disebut Niepokolanow menjadi komunitas Fransiskan terbesar di dunia. 17 tahun kemudian, majalah "The Knights of Immaculate" melonjak sirkulasinya menjadi 750.000 sekali terbit, selain itu majalah lain juga mulai diterbitkan.
Ketika pada suatu hari pastor Raymond bertemu dengan rombongan pelajar dari Jepang di kereta api, pastor Raymond tergerak untuk mendirikan "City of Immaculate di Jepang". Pada Februari 1930 tiba di Nagasaki dimana ada banyak umat Kristiani yang selamat dari penganiayaan selama hampir 300 tahun. Rombongan tersebut disambut oleh Uskup Jepang dan Pastor Raymond diminta mengajar di seminari Nagasaki. Dengan bantuan beberapa orang penerjemah, pastor Raymond menerbitkan majalah "the Knights of Immaculate". Karya pastor Raymond dan rekan-rekannya menarik perhatian baik umat kristen maupun non kristen di Jepang. Dalam waktu 4 tahun, komunitas kecil tersebut berkembang dari 5 menjadi 24 biarawan. Pastor Raymond mendirikan seminari menengah dan dalam 6 tahun ada 20 orang Jepang belajar disana. Para Fransiskan menyebut karya mereka di Jepang sebagai "Mugenzai No Sono" atau "The Garden Of The Immaculate". Pastor Raymond mendirikan bangunannya di atas bukit jaduh dari pusat kota dan bangunan ini selamat dari bom atom yang jatuh di Nagasaki tahun 1945.
Pastor Raymond kembali ke Polandia tahun 1936 untuk mengikuti pertemuan komunitas. Karena melihat perkembangan di Jepang, dia bermaksud mendirikan hal serupa di India, namun karena kondisi kesehatan yang lemah. Pastor Raymond diperintahkan untuk tetap tinggal di Niepokolanow. Spiritualitas pastor Raymond berpusat pada Ekaristi dan Bunda Maria juga cinta dan perhatiannya pada orang miskin.
1 September 1939, Hitler dan tentaranya masuk ke Polandia dan perang dunia II dimulai. Ada kampanye untuk memusnahkan kaum inteligen Polandia khususnya para pastor. Pastor Raymond dan beberapa biarawan dipenjara. Penahanan I tidak lama dan pastor Raymond dapat segera kembali ke Niepokolanow. Nazi menguasai tempat itu tapi membolehkan pastor Raymond dan beberapa biarawan untuk tinggal disana, bahkan diberi izin untuk menerbitkan majalahnya. 8 Desember 1940 adalah kali terakhir majalah itu terbit. Bagaimanapun juga Gestapo menganggap pastor Raymond sebagai ancaman dan memenjarakannya lagi di luar Warsawa di sebuah penjara bernama Pawiak. Para biarawan berdoa untuk kebebasannya dan menawarkan 20 bruder sebagai ganti tapi ditolak. Di dalam penjara pastor Raymond masih dapat menulis surat untuk para biarawan untuk menguatkan mereka. Pada 28 Mei 1941, pastor Raymond mendapat serangan TBC dan dipindahkan bersama 304 tahanan lainnya ke Auschwitz. Di penjara pastor yang lemah itu harus menarik gerobak berisi batu kerikil sebagai bahan konstruksi bangunan krematorium.
Di tengah berbagai siksaan pastor Raymond tetap tenang dan tidak pernah sedikitpun memperlihatkan kebencian pada para penyiksanya, bahkan dia selalu menguatkan tahanan lainnya. Pastor Raymond sering mengajak mereka berdoa bersama. Yang membuat pastor Raymond termasyur adalah keberaniannya menggantikan seorang tawanan lain yang akan dieksekusi. Peristiwa itu terjadi pada 30 Juli 1941 saat seorang tahanan lepas dan penjaga akan mengambil sandera sebagai ganti tahanan yang kabur. 10 orang harus mati kelaparan di bunker. Salah satunya adalah sersan Francis Gajowniczek, yang kemudian digantikan oleh pastor Raymond. Pastor Raymond diletakkan di bunker tanpa makan dan minum. Pastor Raymond masih bisa mengajak tahanan lain untuk berdoa dan bernyanyi. Pada 14 Agustus 1941 pastor Raymond disuntik mati dan esoknya jenasahnya dikremasi.
Pastor Raymond dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II pada 10 Oktober 1982. Pesta perayaannya jatuh pada setiap tanggal 14 Agustus.

Tidak ada komentar: