Rabu, 02 Juli 2008

Kongres Ekaristi

Pada tanggal 28-29 Juni 2008 kemarin, saya bersama seorang teman menginap di Gua Maria Kerep Ambarawa yang memang sengaja saya lakukan bertepatan dengan Kongres Ekaristi Keuskupan Agung Semarang. Saya memang bukan peserta resmi kongres, tapi saya juga ingin ikut ambil bagian untuk menyemarakkan acara besar tersebut.
Saya berangkat dari Yogya dan tiba di Ambarawa kira-kira pukul 15.00. Suasana saat itu sangat ramai karena memang kongres sudah dimulai pada hari Jumat tanggal 27 Juni. Karena teman saya berangkat dari Semarang dan belum sampai juga, saya mencoba mengisi waktu dengan berjalan-jalan di sekitar Gua. Di jalan di luar, banyak orang berlalu lalang, entah itu peserta kongres, panitia, atau orang yang sekadar ingin berkunjung ke Gua Maria. Banyak juga penjual makanan seperti saat Novena berlangsung. Saya lalu berjalan menuju ke Gua dan ternyata disana sedang ada latihan sendratari dan paduan suara yang akan bertugas pada Misa hari Minggu bersama Uskup Semarang.
Setelah membersihkan badan saya kemudian berdoa sebentar di hadapan sakramen Maha Kudus. Sebenarnya sebelum saya berangkat, saya bertekad untuk mendoakan suatu permohonan mengenai masalah yang saat ini saya alami, tapi entah mengapa ketika berhadapan dengan Sakramen MahaKudus saya tidak mampu mengucapkan apa-apa dan hanya duduk diam. Entah perasaan apa yang saya alami saat itu, namun saya hanya merasa tidak layak untuk berada di hadapan Yesus.
Malam harinya di lapangan parkir Gua Maria Kerep diadakan panggung gembira dengan serangkaian acara yang menarik. Orkestra dari Seminari Menengah Mertoyudan, SMU Kebon Dalem Semarang dan Den Baguse Ngarso adalah beberapa pengisi acaranya. Namun yang paling ditunggu-tunggu penonton saat itu adalah penampilan dari Nugie sebagai penutup acara. Acara yang dimulai sekitar pukul 18.00 itu ramai oleh pengunjung dari berbagai usia, tidak terkecuali para biarawan biarawati yang menjadi peserta Kongres. Para pengisi acara mampu menghibur para penonton, tapi menurut saya sebenarnya para penonton termasuk saya sendiri mengalami suatu suasana yang mungkin jarang kita alami. Dapat berkumpul dengan saudara seiman dengan diterangi oleh cahaya Roh Kudus. Saya berharap saat itu bahwa semua orang yang hadir dapat mengalami Tuhan yang menyapa hati mereka. Bahkan ketika Nugie tampil, dia mengatakan bahwa dia mengalami perasaan yang sakral dan membuatnya merinding.
Minggu pagi jam 8, acara sudah dimulai dengan sendratari dan paduan suara anak-anak dari dua kelompok. Pukul 09.30 acara selama 3 hari ditutup dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Bapa Uskup Ignatius Suharyo. Dalam perayaan Ekaristi Vikjen KAS Romo Pujasumarta juga berkesempatan untuk menyampaikan ucapan perpisahan karena sebentar lagi akan pindah ke Bandung, menjalani tugasnya yang baru sebagai Uskup Bandung. Dengan perayaan Ekaristi, Kongres Ekaristi secara resmi ditutup.
Pengalaman saya mungkin tidak terlalu banyak karena saya bukanlah peserta dan saya juga belum tahu apa hasil resmi dari Kongres tersebut, namun mungkin ada beberapa orang yang mengalami pencerahan setelah mengikuti Kongres tersebut. Harapan saya bahwa tidak hanya Keuskupan Agung Semarang namun juga Keuskupan lain di Indonesia yang kemudian turut menyelenggarakan Kongres Ekaristi. Semoga ada semakin banyak orang yang tersadar dan semakin menghayati perayaan Ekaristi sebagai puncak Iman Katolik.

Jumat, 13 Juni 2008

St. Philomena

St. Philomena adalah satu-satunya orang kudus yang dikenal semata-mata karena mukjizat yang terjadi atas perantaraannya. Tidak ada satupun catatan mengenai riwayat hidupnya. Pada tahun 1802, sisa-sisa tubuh seorang wanita muda, kira-kira berusia 14 tahun ditemukan disebuah katakombe St. Priscilla di Via Solaria.Ditutupi batu-batu dan ada tulisan "Damai besertamu Philomena", disertai gambar 2 jangkar, 3 anak panah dan telapak tangan. Di dekat tulangnya terdapat gelas berisi sisa darahnya. Biasanya didekat makam para martir ditinggalkan simbol, maka tulang-tulang tersebut langsung dikenali sebagai tulang seorang perawan dan martir. Tulang-tulang tersebut kemudian dilupakan karena tidak ada petunjuk mengenai riwayat orang tersebut. Pada tahun 1805, Canon Francis de Lucia dari Mugnano sedang melakukan penelusuran terhadap koleksi langka barang antik orang kristiani, seperti relic di Vatican.Ketika dia menemukan tulang-tulang St. Philomena dia serasa diliputi kedamaian dan kemudian menempatkannya di kapel di Mugnano. Sejak saat itu banyak terjadi mukjizat penyembuhan yang salah satunya terjadi pada (venerabilis) Pauline Jaricot dimana penyakit jantunya disembuhkan. Paus Leo XII kemudian memberi izin untuk membangun altar dan gereja sebagai penghormatan terhadapnya. Paus Gregorius XVI mengumumkan St. Philomena sebagai pelindung Rosario hidup. Kesembuhan paus Pius IX sewaktu masih menjadi Kardinal di Imola juga atas perantaraan St. Philomena. Pada tahun 1849, beliau menobatkan St. Philomena sebagai pelindung anak-anak Maria (Children of Mary). Pesta perayaan diperingati setiap tanggal 11 Agustus.

St. Rita dari Cascia (1381-1457)

St. Rita bersama dengan St. Yudas Tadeus dan St. Philomena adalah perantara bagi hal-hal yang mustahil. St. Rita lahir di Spoleto, Italia pada tahun 1381.Sejak kecil, St. Rita ingin menjadi biarawati, tapi orang tuanya telah menjodohkannya dengan seorang pria. Demi menuruti nasehat orang tuanya, St. Rita bersedia menikahi seorang pria yang memiliki temperamen keras dan sering memperlakukannya dengan kasar. Suami St. Rita mendidik kedua anak lelakinya dengan keras, sehingga kedua anaknya memiliki sifat yang sama dengan ayahnya. Walaupun St. Rita sering diperlakukan dengan kasar, namun dia tetap menjalankan tugasnya sebagai ibu dengan baik. St. Rita selalu berdoa untuk pertobatan suami dan anaknya.
Setelah 20 tahun menikah, pada suatu hari suami St. Rita ditusuk oleh musuhnya. Di akhir hidupnya suaminya akhirnya bertobat dan kemudian meninggal. Kedua anaknya ingin membalas dendam, namun St. Rita berdoa supaya Tuhan lebih baik memanggil anaknya daripada mereka hidup dalam dosa.Tuhan mengabulkan doa St. Rita. Kedua anaknya sakit dan mereka bertobat lalu mereka meninggal. Setelah semua anggota keluarganya meninggal, St. Rita semakin mendevosikan dirinya untuk berdoa, berpuasa dan melakukan perbuatan-perbuatan baik. St. Rita kemudian masuk ke biara Agustinian di Umbria (Spanyol). Suatu hari ketika sedang berdoa, pada dahi St. Rita menancap duri dari mahkota Yesus dan meninggalkan luka yang dalam dan berbau busuk. St. Rita banyak menderita karenanya dan akhirnya meninggal pada 22 Mei 1457 di usianya yang ke-75. Pada saat meninggal, luka yang ada di dahinya mengeluarkan bau harum. St. Rita sering dilambangkan dengan mawar karena di kebun miliknya, bunga mawarpun tetap dapat berbunga di musim dingin. Pesta perayaan St. Rita jatuh pada tanggal 22 Mei.

Selasa, 10 Juni 2008

St. Nikolas (350)

Natal tidak dapat dipisahkan dari Sinterklas. Legenda tentang sinterklas banyak yang mengaitkan dengan St. Nikolas, seorang Uskup dari Myra di kota Licia, sebuah provinsi di Asia kecil.St. Nikolas adalah uskup yang peduli dengan orang yang miskin dan tertindas. Pada saat Gereja mengalami masa-masa sulit akibat penganiayaan, St. Nikolas tidak pernah lelah untuk menguatkan umatnya dan juga melindunginya dari bidaah-bidaah. Tidak banyak fakta yang pasti mengenai hidupnya, namun ada satu cerita yang sangat populer mengenai St. Nikolas yang nampaknya menjadi asal mula dari legenda sinterklas. Ketika ada seorang ayah yang ingin menjual 3 anak perempuannya ke tempat pelacuran karena tidak bisa membayar mas kawin untuk anaknya yang sudah harus menikah, St. Nikolas diam-diam menaruh kantong berisi emas di jendela rumah orang tersebut dalam 3 kesempatan berbeda. Kebaikannya ini kemudian menjadi legenda munculnya sinterklas. Pesta perayaan St. Nikolas diperingati setiap tanggal 6 Desember.

St. Maximilianus Mary Kolbe (1894-1941)

Nama baptisnya adalah Raymond. Lahir pada 8 Januari 1884 di sebuah desa bernama Zdunsk, Wola di Polandia.Raymond adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara yang masih hidup. Dua lainnya meninggal waktu masih kecil. Orang tuanya bernama Julis dan Maria. Ketika perang dunia I pecah pada tahun 1914, ayahnya bergabung dengan tentara, namun tertangkap oleh Rusia dan digantung. Ibunya bekerja sebagai perawat dan mengelola toko. Setelah suaminya meninggal dan anak-anaknya dapat hidup mandiri, ibunya tinggal di biara Felician Sisters di Cracow.
Saat remaja, Rayomnd adalah anak yang sangat aktif namun terkadang menyusahkan ibunya hingga ibunya bertanya akan jadi apa dirinya kelak. Mendengar pertanyaan ibunya, Raymond berdoa pada Bunda Maria apa yang harus dia lakukan saat dewasa. Bunda MAria menawarinya dua mahkota berwarna putih (kemurnian) dan merah (kemartiran) dan Raymond mengambil keduanya. Sejak saat itu Raymond berubah menjadi anak yang lebih pendiam dan sangat suka berdoa.
Ketika berusia 13 tahun, Raymond masuk seminari Fransiscan di Lwow. Tahun 1912 Raymond dikirim ke Roma untuk belajar Filsafat dan Teologi. Raymond ditahbiskan di Roma pada tahun 1918. Sesudah penahbisannya, dia mendirikan sebuah kelompok di kalangan biarawan dengan nama "The Knights Of Immaculate" sebagai penghormatan kepada Bunda Maria. Pastor Raymond kemudian kembali ke Polandia dan ditugaskan mengajar filsafat dan sejarah Gereja di seminari Fransiscan di Cracow. Disini dia tetap melanjutkan apa yang telah dirintisnya di Roma, "The Knights Of Immaculate". Dengan seijin Uskup Cracow, Pastor Raymond mengumpulkan orang-orang religius dan awam untuk membentuk kelompok yang bernama "The Militia Of Immaculate" yang tujuannya adalah menaklukkan dunia dengan pertolongan Bunda Maria. Mereka berdoa bersama. Pada Januari 1922 kelompok ini membuat majalah bulanan yang bernama "The Knights Of Immaculate". Pastor Raymond harus berjuang keras dalam mengelola majalah ini, selain karena kekurangan dana juga karena sakit TBC yang dideritanya sejak studi di Roma. Tapi dia tidak pernah menyerah dan ternyata Tuhan juga selalu menolongnya di saat-saat yang tak terduga. Suatu ketika disaat tidak ada uang, pastor Raymond berdoa di Altar Bunda Maria di basilika St. Francis di Cracow. Selesai berdoa Pastor Raymond menemukan amplop berisi uang yang bertuliskan "For you, O Immaculate Mother". Uang itu jumlahnya persis dengan yang dibutuhkan Pastor Raymond saat itu. Dengan usaha keras dan dibantu oleh beberapa biarawan, majalahnya berkembang dengan pesat.
Selain bertugas di seminari dan mengurus majalahnya, Pastor Raymond juga ditugaskan di Paroki di Grodno. Bukan tugas yang ringan dengan kondisi tubuh yang sakit-sakitan tapi semuanya tetap dikerjakan dengan penuh tanggung jawab.Tahun 1927, dengan oplah majalah hingga 70.000 eksemplar, Pastor Raymond memindahkan produksinya di tempat baru di lahan luas dekat Warsawa pemberian pangeran Polandia Jan Drucki-Lubecki. Bersama para biarawan lain, pastor Raymond membangun Kapel, ruang tidur dan kantor administrasi. Mereka menyebut tempat itu "City Of Immaculate", yang semakinlam semakin berkembang dari 2 pastor dan 18 bruder menjadi 650 biarawan dan 122 siswa seminari menengah. 13 dari biarawan tersebut adalah pastor. Tempat yang disebut Niepokolanow menjadi komunitas Fransiskan terbesar di dunia. 17 tahun kemudian, majalah "The Knights of Immaculate" melonjak sirkulasinya menjadi 750.000 sekali terbit, selain itu majalah lain juga mulai diterbitkan.
Ketika pada suatu hari pastor Raymond bertemu dengan rombongan pelajar dari Jepang di kereta api, pastor Raymond tergerak untuk mendirikan "City of Immaculate di Jepang". Pada Februari 1930 tiba di Nagasaki dimana ada banyak umat Kristiani yang selamat dari penganiayaan selama hampir 300 tahun. Rombongan tersebut disambut oleh Uskup Jepang dan Pastor Raymond diminta mengajar di seminari Nagasaki. Dengan bantuan beberapa orang penerjemah, pastor Raymond menerbitkan majalah "the Knights of Immaculate". Karya pastor Raymond dan rekan-rekannya menarik perhatian baik umat kristen maupun non kristen di Jepang. Dalam waktu 4 tahun, komunitas kecil tersebut berkembang dari 5 menjadi 24 biarawan. Pastor Raymond mendirikan seminari menengah dan dalam 6 tahun ada 20 orang Jepang belajar disana. Para Fransiskan menyebut karya mereka di Jepang sebagai "Mugenzai No Sono" atau "The Garden Of The Immaculate". Pastor Raymond mendirikan bangunannya di atas bukit jaduh dari pusat kota dan bangunan ini selamat dari bom atom yang jatuh di Nagasaki tahun 1945.
Pastor Raymond kembali ke Polandia tahun 1936 untuk mengikuti pertemuan komunitas. Karena melihat perkembangan di Jepang, dia bermaksud mendirikan hal serupa di India, namun karena kondisi kesehatan yang lemah. Pastor Raymond diperintahkan untuk tetap tinggal di Niepokolanow. Spiritualitas pastor Raymond berpusat pada Ekaristi dan Bunda Maria juga cinta dan perhatiannya pada orang miskin.
1 September 1939, Hitler dan tentaranya masuk ke Polandia dan perang dunia II dimulai. Ada kampanye untuk memusnahkan kaum inteligen Polandia khususnya para pastor. Pastor Raymond dan beberapa biarawan dipenjara. Penahanan I tidak lama dan pastor Raymond dapat segera kembali ke Niepokolanow. Nazi menguasai tempat itu tapi membolehkan pastor Raymond dan beberapa biarawan untuk tinggal disana, bahkan diberi izin untuk menerbitkan majalahnya. 8 Desember 1940 adalah kali terakhir majalah itu terbit. Bagaimanapun juga Gestapo menganggap pastor Raymond sebagai ancaman dan memenjarakannya lagi di luar Warsawa di sebuah penjara bernama Pawiak. Para biarawan berdoa untuk kebebasannya dan menawarkan 20 bruder sebagai ganti tapi ditolak. Di dalam penjara pastor Raymond masih dapat menulis surat untuk para biarawan untuk menguatkan mereka. Pada 28 Mei 1941, pastor Raymond mendapat serangan TBC dan dipindahkan bersama 304 tahanan lainnya ke Auschwitz. Di penjara pastor yang lemah itu harus menarik gerobak berisi batu kerikil sebagai bahan konstruksi bangunan krematorium.
Di tengah berbagai siksaan pastor Raymond tetap tenang dan tidak pernah sedikitpun memperlihatkan kebencian pada para penyiksanya, bahkan dia selalu menguatkan tahanan lainnya. Pastor Raymond sering mengajak mereka berdoa bersama. Yang membuat pastor Raymond termasyur adalah keberaniannya menggantikan seorang tawanan lain yang akan dieksekusi. Peristiwa itu terjadi pada 30 Juli 1941 saat seorang tahanan lepas dan penjaga akan mengambil sandera sebagai ganti tahanan yang kabur. 10 orang harus mati kelaparan di bunker. Salah satunya adalah sersan Francis Gajowniczek, yang kemudian digantikan oleh pastor Raymond. Pastor Raymond diletakkan di bunker tanpa makan dan minum. Pastor Raymond masih bisa mengajak tahanan lain untuk berdoa dan bernyanyi. Pada 14 Agustus 1941 pastor Raymond disuntik mati dan esoknya jenasahnya dikremasi.
Pastor Raymond dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II pada 10 Oktober 1982. Pesta perayaannya jatuh pada setiap tanggal 14 Agustus.

St. Herman Yosef (1150-1241)

Sejak kecil, Herman Yosef sangat suka berdoa. Dia menganggap Yesus dan Bunda Maria sebagai teman akrabnya. Dia sering pergi ke Gereja untuk berdoa dan menceritakan pengalamannya. Suatu hari Herman hendak berangkat ke sekolah dengan agak tergesa karena hampir terlambat. Ayahnya memberi Herman sebuah apel sebagai bekal. Sambil berlari, Herman sudah membayangkan makan apel yang lezat. Herman berasal dari keluarga yang sangat sederhana, maka apel menjadi makanan yang berharga untuknya. Tapi kemudian dia teringat seorang sahabatnya dan Herman ingin memberikan apel itu padanya. Herman terus bergegas ke sekolah, namun ketika mendekati Gereja, Herman berubah pikiran lagi. Dia akan mempersembahkan apel miliknya untuk bayi Yeses. Herman masuk dan mencoba menyerahkan apel itu pada bayi Yesus yang digendong oleh Bunda Maria, namun Herman terlalu pendek. Dia tidak bisa menjangkaunya. Herman mencob melompat, namun tetap tidak bisa menjangkau Bayi Yesus. Tiba-tiba Bunda Maria memandang Herman dengan penuh kasih lalu mengambil apel itu. Herman sangat senang, lalu bergegas pergi ke sekolah.
Pernah juga Herman datang ke Gereja tanpa memakai sepatu di udara yang sangat dingin. Bunda Maria lalu menunjuk pada sebuah ubin. Herman membalik ubin itu dan menemukan uang yang cukup untuk membeli sepatu. Sejak saat itu setiap kali Herman membutuhkan sesuatu, Herman akan menemukan uang disitu. Pada umur 12 tahun, Herman masuk biara atas permintaan Bunda Maria dan diterima sebagai calon Novis walaupun usianya masih sangat muda. Atas permintaan Bunda Maria, dia menambah namanya menjadi Herman Yosef. Hidupnya diabdikan untuk berdoa, matiraga dan belajar. Setelah menjadi imam, Herman YOsef adalah imam yang sangat rajin. Herman Yosef meninggal pada usia 90 tahun dan dikanonisasi oleh Paus Pius XII pada tahun 1958.
St. Herman Yosef merupakan pelindung anak-anak sekolah.

Metanoia

Di Burma, pernah hidup seorang gadis penari yang sangat cantik bernama Ma Hla Mee yang artinya: "Kecantikan yang sempurna". Ia menjadi puteri pujaan di negerinya bahkan kemudian menjadi kekasih pangeran Sanba. Tapi sayang, dia kemudian terserang kusta. Pada waktu itu dia hampir bunuh diri. Kemudian ia mengambil keputusan untuk pergi ke rumah sakit kusta di Mandalay untuk menguburkan dirinya disana. Tetapi ia salah duga, seluruh penghuni rumah sakit Mandalay tampak sakit dan gembira, karena mereka beriman pada Kristus yang telah bangkit dan karena persaudaraan umat manusia yang abadi. Penyakit yang mereka derita sangat mengerikan, tapi mereka hidup penuh kerukunan dan rasa persaudaraan. Mereka percaya Tuhan tidak melupakan mereka dan kehidupan yang abadi sedang menanti mereka.
Ma Hla Mee bertekad untuk hidup disana. Ia mulai menolong para penderita lain dengan gembira dan itu dibuatnya bertahun-tahun. Ketika ia berusia 80 tahun matanya menjadi buta karena dirongrong penyakitnya. Namun kegembiraannya tidak pernah surut. Ia tidak cantik seperti dulu, tapi hatinya senantiasa berbunga oleh kebahagiaan. Ia tidak memikirkan dirinya dan penyakitnya. Kematian baginya bukan soal lagi. Ia sudah mengatasi penderitaan dan kematian. Imannya akan Kristus telah mengalahkan penderitaan dan kematian.


Diambil dari buku "Percikan Kisah-Kisah Anak Manusia" (Rm. Yosef Lalu, Pr.)

St. Gema Galgani (1878-1903)

Lahir pada tanggal 12 Maret 1878, di dusun Camigliano, Italia. Gema memiliki tujuh orang saudara. Saat usianya yang ketujuh, ibunya meninggal. Gema bersekolah di tempat yang dikelola oleh suster-suster St. Zita. Dia adalah murid yang sangat cerdas dan dicintai oleh semua orang, namun karena sakit Gema harus berhenti sekolah. Pada saat usianya 19 tahun ayahnya meninggal menyusul ibunya karena sakit akibat mengalami kebangkrutan. Gema harus berperan sebagai ibu bagi saudara-saudaranya. Meski begitu dia menjalaninya dengan penuh ketulusan. Gema juga seorang yang sangat saleh. Dia rajin berdoa dan selalu menolong orang yang membutuhkan.
Ketika adik-adiknya sudah mulai besar dan mandiri, Gema tinggal bersama seorang bibinya. Banyak pemuda yang ingin menikahinya, namun Gema ingin mengabdikan hidupya semata-mata untuk Tuhan. Gema kemudian kembali ke rumah. Gema sebenarnya ingin menjadi biarawati, namun karena penyakit meningitis, niatnya menjadi terhalang. Gema kemudian berdoa dengan perantaraan St.Gabriel Possenti dan penyakitnya bisa disembuhkan. Pada 8 Juni 1899, Gema menerima anugerah stigmata. Setiap kamis malam, Gema jatuh kesakitan dan bekas lukanya akan muncul sampai jumat siang atau sabtu pagi saat pendarahannya berhenti. Peristiwa ini terjadi hingga 3 tahun dan walaupun sesudah itu dia tidak mengalami kesakitan tapi bekasnya tetap ada di kulitnya hingga dia meninggal. Gema kemudian tinggal bersama keluarga Gianini dimana dia dapat hidup lebih tenang daripada di rumahnya. Gema dapat berbicara dengan malaikat pelindungnya dan menyuruhnya menyampaikan pesan pada pembimbing rohaninya di Roma.
Gema didiagnosa TBC pada Januari 1903 dan meninggal pada 11 April 1903 pada usia tahun. Dia dibeatifikasi pada tahun 1933 dan dikanonisasi pada tahun 1940. Pesta perayaannya jatuh pada setiap tanggal 11 April.

Senin, 09 Juni 2008

St. Dionisius Agung (265)

St. Dionisius Agung adalah Uskup Alexandria (Mesir). Lahir di Mesir dan awalnya bukan seorang kristiani. St. Dionisus bertobat dan masuk Kristen setelah mendapat suatu panglihatan. Dia kemudian masuk sekolah katekis. Tahun 247 diangkat menjadi Uskup Alexandria. St. Dionisius terpaksa mengungsi beberapa kali ke gurun Libia saat terjadi pengejaran besar-besaran terhadap anggota Gereja. Pada tahun 249, setelah pengasingannya yang kedua, St. Dionisius kembali ke Alexandria dan mendapati banyak warga terserang wabah tipus. St. Dionisius banyak membantu para korban tersebut dan melindungi para umat kristiani. St. Dionisius dijuluki oleh St. Athanisius Agung sebagai "Guru Gereja Katolik". Pesta perayaannya jatuh pada setiap tanggal 17 November.

St. Bonifasius (675-754)- Uskup, Misionaris dan Martir

Nama kecilnya adalah Winfred. Dia adalah putra seorang bangsawan di Inggris. setelah dewasa Winfred menjadi biarawan Benediktin. Pada tahun 719, Winfred dikirim ke Jerman atas perintah Paus Gregory II. Saat itu sebagian besar penduduk Jerman belum mengenal Yesus. Pada tahun 722 ketika Winfred sedang berkunjung ke Roma, Paus memintanya untuk membenahi berbagai hal dalam gereja di Jerman. Winfred kemudian diberi nama oleh Paus menjadi Bonifasius. Di Jerman Bonifasius membentuk keuskupan-keuskupan dan membawahi 13 keuskupan. Selain itu dia juga banyak menghasilkan perubahan-perubahan gemilang terutama dalam mempertobatkan rakyat Jerman yang menyembah berhala untuk menjadi pengikut Kristus. Bonifasius berusaha mengembalikan kepatuhan para rohaniwan pada Paus dan mendirikan banyak pertapaan Benediktin sebagai tempat doa.
Pada usianya yang ke-73. Bonifasius beralih ke Frisia namun dia tidak diterima. Bersama 52 orang pengikutnya, ia dibunuh dengan pedang. Bonifasius waktu itu mencoba melindungi kepalanya dengan Alkitab, namun pedang membelah Alkitab itu dan membunuhnya. Maka Santo ini dilambangkan dengan seorang Uskup dengan Alkitab yang ditusuk pedang.
Legenda menceritakan bahwa tradisi memasang pohon Natal berasal dari Santo ini. Waktu itu St. Bonofasius sedang berkunjung ke Hesse dan melihat sekelompok porang yang hendak mengorbankan seorang anak kecil bagi dewa yang tinggal di pohon. St. Bonifasius berusaha mencegahnya. Dia mengatakan bahwa para dewa tidak berdaya. St. Bonifasius menebang pohon itu dan memang tidak terjadi apapun padanya. Masyarakat disana menjadi percaya dan menjadi pengikut Kristus. Pesta perayaan St. Bonifasius dirayakan setiap tanggal 5 Juni.

Beata Kateri Tekakwitha (1656-1680)

Kateri Tekakwitha adalah warga pribumi asli Amerika pertama yang menjadi beata. Lahir di kota Auriesville, New York. Beberapa tahun sebelum Kateri lahir, Pater Isaac Joques, seorang imam Jesuit yang berkarya di tengah suku Indian dan beberapa pengikutnya dibunuh oleh orang Indian. Ibu KAteri, Kahenta adalah suku Indian Algonguin yang saat itu bermusuhan dengan suku Indian Mohawk. Kahenta melalui Pater Isaac telah mengenal Yesus dan ajaran-ajarannya. Suatu hari Kahenta diculik oleh suku Indian Mohawk dan dipaksa menikah dengan kepala sukunya. Kahenta kemudian melahirkan Kateri. Beruntung, ibunya mendidik Kateri dengan baik dan mengajarkannya tentang Kristus.
Kateri menjadi yatim piatu pada usia 4 tahun karena orang tuanya terkena wabah cacar. Kateri juga terkena wabah namun dapat disembuhkan, walaupun bekasnya masih nampak di wajahnya. Kateri kemudian dirawat oleh pamannya. Mereka adalah orang-orang yang belum mengenal Kristus, namun berkat ajaran ibunya Kateri tetap rajin berdoa pada Yesus. Paman bibinya sangat marah ketika Kateri menolak lamaran seorang pria karena Kateri mau menyerahkan hidupnya sepenuhnya pada Yesus dengan tidak menikah. Dia kemudian diusir ke tengah hutan. Kateri tinggal sendiri di sebuah pondok di tengah hutan. Di tempat itu Kateri justru semakin rajin dalam berdoa.
Tuhan sepertinya mengutus Pastor Lambertville untuk membaptis Kateri. Pada tahun 1676, pastor tersebut sedang melewati hutan dan dia tertarik untuk melihat pondok tempat Kateri tinggal. Pastor Lambertville kemudian mengajar Kateri dan membaptisnya pada hari minggu Palma 1677. Kateri menerima komuni pertama pada hari Natal tahun 1677. Sesudah dibaptis, Kateri pindah ke koloni Kristen Indian Di Kanada. Kateri ingin menjadi biarawati tapi tidak diijinkan dengan berbagai alasan, namun dia diijinkan berkaul keperawanan pada tanggal 25 Maret 1679.
Kateri mendedikasikan hidupnya untuk doa dan Ekaristi. Dia juga banyak melakukan mati raga sehingga badannya menjadi kurus. Kateri meninggal pada 7 april 1680. Pada saat meninggal, wajahnya yang semula dipenuhi bekas cacar, secara ajaib bekas itu hilang tak berbekas. Kateri dibeatifikasi pada tahun 1986. Kateri dikenal sebagai "Bunga lili bangsa Mohawk" dan menjadi pelindung lingkungan hidup. Pestanya dirayakan setiap tanggal 14 Juli.

St. Isodorus Petani (1070-1130)

Jalan hidupnya nampaknya biasa-biasa saja sebagai seorang petani di Madrid, Spanyol. Namun dia banyak mengalami keajaiban. Dia sering mengalami penglihatan dan konon kabarnya malaikat-malaikat kadang membantunya di ladang. St. Isodorus sangat gemar berdoa, dia tidak pernah lupa untuk mengikuti misa pagi dan waktu liburnya dihabiskan untuk mengunjungi gereja-geraja. St. Isodorus mempunyai istri yang bernama Maria de la Cabeza yang kemudian manjadi santa. Mereka hanya memiliki satu anak namun anaknya meninggal.
St. Isodorus walaupun hidup sangat sederhana, namun dia banyak memberikan teladan baik bagi orang di sekitarnya. Hidupnya senantiasa dipenuhi oleh kasih, baik terhadap Tuhan, sesama maupun binatang. St. Isodorus meninggal pada 15 Mei 1130. Dikanonisasi pada tahun 1622 bersama dengan Ignatius Loyola, Fransiscus Xaverius, Teresia Avila dan Philipus Neri. St. Isodorus merupakan pelindung petani dan komunitas desa di Spanyol dan Amerika Serikat. Makamnya terletak di Gereja St. Andreas, Madrid Spanyol.
Pesta perayaannya adalah setiap tanggal 15 Mei.

St. Paulus Miki (1564-1597) dan Kawan-kawan

Paulus Miki adalah seorang imam Jesuit pertama asli Jepang yang digantung di salib bersama 25 orang lainnya baik pastor maupun kaum awam. Mereka dihukum mati pada 5 Februari 1597 karena tidak mau mengingkari Yesus dibawah perintah Toyotomi Hideyoshi atas nama kaisar Jepang.
Paulus Miki adalah anak seorang militer Jepang yang lahir di Tounucumada di Jepang. Paulus Miki bersekolah di sekolah milik Jesuit dan menjadi seorang Pastor Jesuit pada tahun 1580. Dia sangat terkenal karena kemampuannya berkhotbah. Diantara 25 orang dieksekusi adalah seorang tukang kayu bernama Francis yang sebenarnya sedang menyaksikan eksekusi namun akhirnya ikut dieksekusi. Gabriel (19 tahun) anak seorang pesuruh Fransiscan. Leo Kinuya (28 tahun) tukang kayu dari Miyako. Diego Kisai yang bekerja pada pastor Jesuit. Joachim Sakibara, tukang masak para Fransiscan. Peter Sukejiro yang dikirim oleh Jesuit untuk menolong para tawanan. Cosmas Takeya dari Owari. Ventura dari Miyako yang dibaptis oleh Jesuit, dia sebenarnya sempat meninggalkan imannya setelah ayahnya meninggal namun bertobat setelah dibimbing kembali oleh para Fransiscan. Ke-26 martir tersebut dibeatifikasi pada tahun 1627 dan dikanonisasi pada tahun 1862. Setelah kepergian para martir para umat Kristen di Nagasaki tetap berpegang pada keyakinannya secara diam-diam hingga tiga abad kemudian ketika para misionarias kembali di Nagasaki pada tahun 1860.
Pesta perayaan St. Paulus Miki dan kawan-kawannya jatuh setiap tanggal 6 Februari.

Minggu, 08 Juni 2008

Penghayatan dalam Ekaristi

Saya ingat waktu masih kecil, jika saya sedang mengikuti misa bersama dengan keluarga, saya merasa begitu bosan dan tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Jika ada kesempatan, saya akan pergi berjalan-jalan keluar dan menghirup udara segar, tapi itupun tidak terlalu sering saya lakukan karena ibu pasti akan mengajak saya untuk duduk tenang di dalam Gereja. Saat duduk di bangku sekolah dasar, saya sering menolak ajakan orang tua untuk pergi ke Gereja dengan berbagai alasan dan memang waktu itu perayaan Ekaristi bagiku tidak memiliki arti apa-apa, selain hanya untuk memenuhi kewajiban sebagai orang Katolik, lagipula saya takut berdosa.

Kemudian menginjak masa SMU saya mulai menyukai lagu-lagu yang dinyanyikan oleh paduan suara dan inilah yang menyebabkan perayaan Ekaristi tidak begitu membosankan seperti ketika waktu masih kecil. Namun tetap saja kalau koor yang bertugas saat itu kurang begitu bagus saya akan mulai merasa tersiksa. Saya agak lupa kenapa pada akhir masa SMA, saya mulai rajin dan tidak harus dipaksa lagi untuk pergi ke Gereja. Mungkin salah satu sebabnya adalah karena saya saat itu mulai bergabung dengan Forum Kontak Pelajar Katolik di Semarang dan pelayanan Sosial "Garam" yang membuatku banyak mengenal biarawan. Saya mulai merasakan sedikit demi sedikit arti pentingnya Ekaristi dan mulai menghayati mulai dari bacaan kitab suci, kotbah dari Pastor, lagu-lagunya dan setiap urutan dari liturgi Ekaristi yang masing-masing memiliki maknanya sendiri.

Setelah saya mulai kuliah saya mulai merasakan ketenangan ketika saya mengikuti perayaan Ekaristi dan ada kerinduan yang mendalam untuk semakin sering mengikuti misa, maka saya sesekali mengikuti misa harian. Memang untuk menghayati Ekaristi tidak hanya sebagai perayaan wajib belaka namun merupakan perwujudan dari kerinduan kita untuk bertemu Yesus dan merasakan kehadiarannya lewat hosti suci yang kita santap tidaklah mudah. Butuh waktu bertahun-tahun bagiku untuk dapat sampai pada tahap itu dan bahkan sekarang pun saya terkadang masih terlalu memperhatikan hal-hal remeh. Misalnya saya melihat dulu siapa pastornya atau siapa yang bertugas sebagai paduan suara, atau saya memilih untuk ke paroki yang perayaan Ekaristinya berlangsung dengan cepat. Tapi terlepas dari semua itu saya terus berusaha untuk dapat terus merayakan Ekaristi dengan layak. Saya mencoba untuk membawanya dalam doa dan ditambah dengan adorasi di depan sakramen Mahakudus.

Saya menulis ini karena saya sering mendengar bahwa ada beberapa orang yang mengeluh ketika mengikuti Misa dengan berbagai alasan. Kotbahnya yang membosankan, liturginya yang terlalu lama, koornya yang jelek atau karena tidak menyukai Pastor dalam suatu paroki. Ini memang alasan yang manusiawi, bahkan saya rasa sebagian besar umat katolik juga menyadarinya. Ada juga yang mengatakan bahwa berdoa bisa dimana saja tidak hanya di Gereja saja.Untuk semua alasan tersebut saya hanya bisa mengatakan bahwa perayaan Ekaristi adalah puncak dari kehidupan iman kita sebagai umat Katolik karena disanalah kita mengenangkan kembali perjamuan terakhir seperti yang diperintahkan oleh Yesus sendiri. Dan Yesus memang sungguh-sungguh hadir dalam hosti suci. Adalah sebuah anugerah untuk dapat merasakan kehadiran Yesus dalam perayaan Ekaristi,namun kita juga harus mengusahakannya dengan berdoa dan juga membaca kitab suci, kita juga bisa membaca kesaksian mereka yang diubahkan hidupnya melalui Ekaristi. Kita mengikuti perayaan Ekaristi adalah untuk bertemu dengan Yesus sang Juruselamat dan ketika kita merayakannya, kita bergabung dengan pera malaikat dan orang kudus di surga dan terutama dengan Bunda Yesus, Maria. Terlepas dari siapa imam yang memimpin, sebaik apakah para petugasnya, kita harus mengesampingkan semua itu dan sungguh-sungguh larut dalam perayaan Ekaristi. Berdoalah dan mohonlah pada Tuhan untuk menumbuhkan dalam hati kita kerinduan akan Ekaristi.

Sabtu, 07 Juni 2008

Mengembalikan Milik Orang

Aktor kenamaan Burt Lancaster, waktu kecil adalah seorang anak miskin dari New York. Ada suatu kenangan tak terlupakan di masa kecilnya. Pada suatu hari, ia menemukan uang $20 di jalan yang pada waktu itu nilainya cukup besar. Ia sudah membayangkan barang-barang yang akan ia beli dengan uang tersebut. Kemudian ia melihat seorang wanita tua yang sangat sederhana datang tergopoh-gopoh dan mencari sesuatu di tempat ia memungut uang. Dengan wajah sedih wanita itu berkata : "Anak manis apa engkau melihat uang $20 di jalan ini? Saya merasa terjatuh disini. Apa jadinya kalau uang itu tidak kutamukan?" Wanita itu lalu menangis. Hati nurani Burt bergejolak. Apakah ia harus mengembalikan uang itu dan segala keinginannya terhapus begitu saja? Tapi akhirnya tangannya terulur kepada wanit itu dan berkata dengan mantap : "Ini uangnya nyonya, saya telah menemukannya." Dengan tangan gemetar nyonya tua itu menerima uangnya, lalu memeluk dan mengecup dahi Burt dengan sangat bahagia. Kemudian, setelah menjadi orangyang sangat terkenal, Burt Lancaster bercerita bahwa peristiwa di masa kecil itulah peristiwa yang paling membahagiakan dalam hidupnya.

Kamis, 03 April 2008

St. Yakobus Tua (James The Greater)

St. Yakobus Tua merupakan salah satu dari ke-12 Rasul pertama. Rasul Yakobus adalah saudara Yohanes anak Zebedeus. Keduanya bersama dengan Rasul Petrus merupakan 3 Rasul inti. Ada beberapa kisah dalam Injil yang menceritakan pengalaman istimewa yang dialami 3 rasul inti bersama dengan Yesus. Ke-3 Rasul inti menyaksikan ketika Yesus membangkitkan anak Jairus. Mereka juga menyaksikan ketika Yesus dimuliakan diatas gunung Tabor dan menemani Yesus di taman Getzemani. Rasul Yakobus dan Yohanes memiliki temperamen yang sangat keras sehingga mereka dijuluki Yesus sebagai anak-anak guruh. Pada Matius 20:20-28 diceritakan bahwa Ibu Rasul Yakobus dan Yohanes menghadap Yesus dan meminta supaya mereka boleh duduk di samping Yesus dalam kerajaan-Nya. Permintaan tersebut membuat murid lainnya menjadi marah pada mereka.

Rasul Yakobus merupakan salah satu martir pertama dalam Gereja. Dia dibunuh dengan pedang oleh orang suruhan Raja Herodes Agrippa I. Setelah Rasul Yakobus meninggal, ada legenda yang menceritakan bahwa tubuhnya disimpan di Katedral "Santiago de Compostella" di Galicia, Spanyol. Jasadnya dibawa oleh malaikat ditempatkan di sebuah perahu yang berlayar ke laut Mediterania melalui selat Gibraltar dan mendarat di pelabuhan Galicia. Ada juga legenda yang menceritakan bahwa setelah dipenggal, tubuhnya dibawa oleh murid-muridnya di Yudea dan dibawa melewati laut ke Iberia dan mendarat di Galicia untuk dikuburkan di tempat yang sekarang menjadi Katedral "Santiago Del Compostella". Disana jasadnya terletak hingga abad ke-9 dimana seorang pertapa bernama Pelagius yang tinggal di Galicia mengalami penglihatan sebuah bintang di suatu tempat yang membawanya ke sebuah kuburan kuno berisi 3 jasad. Pelagius lalu melaporkannya ke Theodomir Uskup setempat yang lalu mengumumkan bahwa ketiga jasad tersebut adalah jasad Rasul Yohanes dan 2 muridnya. Penemuan tersebut kemudian dilaporkan kepada Raja Asturias, Alphonso II yang menetapkan Rasuk Yakobus sebagai pelindung Spanyol. Sebuah desa bernama Campus de la Stella (ladang bintang) dan sebuah pertapaan didirikan di kuburan tersebut. Kabar mengenai kuburan tersebut menyebar dan para peziarah mulai berdatangan dan banyak mukjizat terjadi. Hingga saat ini Santiago Del Compostella menjadi salah satu tempat peziarahan yang ramai dikunjungi.
Pesta peringatan Rasul Yakobus dirayakan setiap tanggal 25 Juli.

Minggu, 24 Februari 2008

Menggunakan Semua Kekuatan

Seorang anak sedang membantu ayahnya di kebun. Anak tersebut berusaha mengangkat sebuah batu yang berat namun gagal walaupun dia telah mencobanya berkali-kali. Ayahnya yang melihatnya, akhirnya berkata "Apa kamu yakin kamu sudah menggunakan seluruh kekuatanmu?" "Sudah Ayah" jawab si anak. "Tidak kamu belum menggunakan semua kekuatanmu." Kata ayahnya. "Kamu belum meminta bantuanku."

(Diterjemahkan dari buku "Mirrors for The Heart", Hedwig Lewis, S.J)

Doa A Fung

Hampir setiap saat, kalau sempat, A Fung selalu mampir ke Gereja untuk berdoa. Doanya sangat singkat. Pada suatu hari, Pastor Parokinya mencegatnya dan berkata: "A Fung apa saja yang kamu doakan dalam waktu sesingkat itu?" "Pastor saya hanya menatap lurus ke Tabernakel dan bilang pada Yesus: Yesus ini A Fung. Lalu saya pamit pergi."
Beberapa waktu kemudian, A Fung sakit dan masuk rumah sakit. Ia membawa kegembiraan ke seluruh rumah sakit itu. Orang-orang yang biasanya mengeluh menjadi riang dan kadang tertawa terbahak-bahak.
"A Fung," kata seorang perawat, "Orang-orang berkata, bahwa engkaulah yang menyebabkan perubahan suasana dalam rumah sakit ini. Mereka berkata engkau selalu bahagia." A Fung menjawab, "Benar Suster. Saya selalu bahagia. Pengunjungku setiap hari membuat saya bahagia." "Pengunjungmu?" tanya suster itu. "Kapan dia datang? Saya tidak pernah melihatnya>" A Fung menjawab, " Ya! Setiap hari pada pukul 12.00. Ia datang dan berdiri di sudut kaki tempat tidurku. Aku memandang Dia dan Dia tersenyum sambil berkata kepadaku: A Fung ini Yesus."
(Diambil dari Buku "Percikan Kisah-kisah Manusia" R. Yosef Lalu, Pr.)

St. Jeanne de Arc (1412-1431)

Jeanne de Arc adalah anak petani di desa Domremy dekat provinsi Lorraine, Prancis. Lewat dirinya, Tuhan menyelamatkan Prancis.Jeanne lahir pada tanggal 6 Januari 1412. Sejak berusia 13 tahun, Jeanne sering mendengar suara-suara yang diyakini sebagai Malaikat agung St. Mikael, St. Katarina dari Alexandria dan St. Margareta dari Antiokhia. Suara-suara itu memanggil Jeanne untuk menyelamatkan Prancis yang diduduki oleh Inggris. Mei 1428 Jeanne diperintahkan untuk menghadap putra mahkota untuk membantunya naik tahta, karena saat itu dia belum dimahkotai dan tentara Inggris serta Burgundia menguasai hampir seluruh Prancis. Jeanne berhasil menemui Pangeran Charles dan meyakinkannya, namun dia harus menghadapi halangan dari kalangan Gereja dan pejabat negara. Baru setelah menjalani berbagai penyelidikan, Jeanne yang saat itu baru berusia 17 tahun diberi pakaian perang baju baja putih dan bendera yang dibuat sesuai dengan pesanan Jeanne, bertuliskan "Yesus dan Maria". Jeanne juga dibantu oleh sepasukan kecil tentara.
Jeanne dan pasukannya berhasil mengalahkan tentara Inggris yang sedang mengepung Orleans pada tanggal 8 mei 1429. Tentara Inggris di Patay dan Troyes juga berhasil dikalahkannya. Serangkaian kemenangan tersebut berhasil membuat pangeran Charles dimahkotai di Reims pada tahun 1429. Sebenarnya kemenangan ini adalah sebuah peluang bagus untuk merebut kembali Compiegne, tapi hal ini tidak dimanfaatkan oleh militer Prancis sehingga akhirnya Jeanne berangkat seorang diri. Sayangnya Jeanne ditangkap oleh pasukan Burgundia dan dijual ke Inggris, namun Prancis dan pangeran Charles tidak berbuat apa-apa untuk menyelamatkannya. Jeanne dipenjara selama 9 bulan dan disidang sampai 15 kali. Ia dijebak oleh Peter Cauchon, uskup Beauvais yang ingin supaya Inggris membantunya untuk menjadi Kardinal. Jeanne dituduh sebagai tukang sihir dan melakukan penghujatan. Jeanne diputuskan bersalah dan akhirnya dibakar hidup-hidup pada 30 Mei 1430, saat usianya 19 tahun.
25 tahun sesudah kematiannya, Paus Kalistus III menunjuk komisi untuk menyelidiki apakah keputusan tersebut sah dan akhirnya terbukti bahwa Jeanne tidak bersalah. Jeanne dikanonisasi pada tahun 1920. Pesta peringatannya dirayakan setiap tanggal 30 Mei. St. Jeanne de Arc merupakan pelindung negara Prancis dan para tentara.

Rabu, 13 Februari 2008

Doa Mohon Sikap Lepas Bebas

Aku mohon kepadaMu ya Tuhan,
Agar Engkau menyingkirkan segala sesuatu
yang memisahkan aku dari Engkau dan Engkau dari aku.
Singkirkan segala sesiatu yang membuat aku tak pantas Engkau pandang, Engkau kuasai, Engkau cela, Engkau bicarakan, Engkau baiki, Engkau cintai.
Buanglah dari diriku setiap kejahatan yang menghalangi aku untuk melihat, mendengar, mengecap, menikmati dan menyembah Engkau, takut dan memperhatikan Engkau,
Mengenal, percaya, mencintai dan memiliki Engkau,
sadar akan hadiratMu dan sedapat mungkin mengenyam Engkau.
Ini adalah apa yang aku minta untuk diriku dan yang aku inginkan sekali dari Engkau.
B. Petrus Faber, Sj (1506-1546)

Senin, 28 Januari 2008

St. Felix dari Nola

Felix adalah anak seorang tentara Siria yang menjadi prajurit Roma. Felix hidup sekitar tahun 250-an pada masa pemerintahan kaisar Decius yang saat itu sedang gencar-gencarnya melakukan penganiayaan terhadap umat Kristiani. Setelah ayahnya meninggal, Felix membagikan semua warisannya kepada orang miskin. Dia kemudian menjadi pastor dan ditahbiskan oleh Uskup Maximus, Felix kemudian menjadi asistennya.
Sayangnya seperti kebanyakan umat Kristen pada saat itu, Felix ditangkap dan ditempatkan di sebuah sel gelap dan tak berjendela yang lantainya penuh dengan pecahan kaca. Dengan cara yang ajaib, Felix dapat keluar dengan pertolongan malaikat. Hal pertama yang dilakukannya setelah bebas adalah menemui uskup Maximus yang bersembunyi di suatu temapat dan membutuhkan pertolongan. Felix harus berjalan berjam-jam menyusuri lorong sempit dalam keadaan lemah setelah dianiaya. Akhirnya Felix berhasil menemukan uskup Maximus yang sedang sakit parah. Felix harus menggendongnya. Mereka berdua bersembunyi dari kejaran tentara hingga kaisar Decius turun takhta dan digantikan kaisar baru. Ketika uskup Maximus meninggal, Felix diminta menggantikannya, namun dia tidak mau. Felix memili menghabiskan sisa hidupnya di sebuah lahan kecil dan membagi apa yang dia miliki dengan orang-orang miskin. Dia meninggal di tempat itu. Kuburannya kemudian menjadi terkenal karena mukjizat-mukjizat yang terjadi disana dan ketika St. Paulinus menjadi uskup Nola hampir satu abad kemudian (410), dia menulis riwayat hidup St. Felix. Pesta perayaannya diperingati setiap tanggal 14 Januari.

Senin, 14 Januari 2008

Santa Agatha-Perawan dan Martir (249-251)

Sebenarnya hanya ada sedikit bukti sejarah yang pasti mengenai St. Agatha. St. Agatha hidup di zaman pemerintahan kaisar Decius dimana saat itu umat Kristen hidup menderita karena terus dianiaya. Agatha adalah penganut Kristen anak seorang bangsawan kaya yang tinggal di Catania, kaki gunung Edna di pulau Sisilia. Agatha memiliki wajah yang sangat cantik sehingga banyak pria ingin melamarnya, namun di usia yang masih sangat muda Agatha memutuskan untuk tidak menikah dan mengabdikan dirinya pada Tuhan.
Pada saat itu kaisar Decius mengutus Quantianus untuk menjadi gubernur di pulau Sisilia dan membersihkan semua umat Kristen disana. Ketika Quantianus melihat Agatha, dia langsung menyukainya dan ingin memilikinya yang tentu saja ditolak oleh Agatha. Quantianus menjadi sangat marah apalagi ketika tahu bahwa Agatha adalah orang Kristen. Quantianus lalu mengirim Agatha ke rumah pelacuran, tapi disana tidak ada yang berani menyentuhnya. Quantianus berharap Agatha mau menyerah tapi Agatha tetap teguh dengan imannya. Quantianus kemudian mengirim Agatha ke penjara. Disana dia disiksa dengan sangat kejam. Kedua buah dadanya dipotong dengan pedang. Agatha tetap setia dan terhibur oleh kedatangan St Petrus yang mengobati semua lukanya. Ketika pagi hari, semua orang terkejut karena luka-luka bekas siksaan di tubuh Agatha hilang. Quantianus menjadi sangat berang dan kembali menyiksa Agatha. Dia diguling-gulingkan diatas pecahan kaca dan bara api yang merah menyala. Agatha akhirnya meninggal.
St. Agatha sering dilambangkan dengan gambar seorang putri yang membawa piring dan diatasnya terletak dua buah dada yang terpotong. St. Agatha merupakan pelindung kemurnian, pelindung terhadap bahaya gunung api dan pelindung orang menderita sakit dada. Pestanya dirayakan setiap tanggal 5 Februari.

Santo Benediktus Abbas (480-547)

St. Benediktus adalah anak seorang petani kaya di Nursia, Italia. Benediktus menjadi biarawan di kota Roma. Namun ketika disana dia melihat cara hidup penduduk kota itu yang jauh dari Tuhan, pada usianya yang ke-20 Benediktus memilih untuk hidup menyendiri di hutan di sebuah gua terpencil di Subiako selama 3 tahun. St. Benediktus hanya ditemani seekor burung gagak dan terkadang ada seorang rahib bernama Romanus yang mengiriminya makanan. Lama-kelamaan banyak orang yang tahu letak gua tersebut dan orang datang untuk mendengarkan St. Benediktus berkhotbah.
Biara Vicovero yang terletak di dekat gua baru saja kehilangan Abbas mereka yang meninggal dan meminta St Benediktus menjadi abbas komunitas rahib tersebut. St Benediktus menyanggupinya dan berusaha memperbaiki aturan di biara tersebut. Namun tidak semua rahib disana menyetujuinya dan berusaha menyingkirkan St Benediktus dengan meracuninya. Percobaan itu gagal karena gelas yang berisi minuman beracun itu pecah sendiri sebelum St. Benediktus meminumnya. St. Benediktus akhirnya pergi dan kembali ke Subiako dimana dia mengumpulkan para pertapa yang terpencar kemana-mana dan pada tahun 530 mendirikan pertapaan di gunung Monte Cassino yang menjadi ordo pertapa pertama di gereja barat. St. Benediktus kemudian menetapkan peraturan (regula) dalam kehidupan membiara yang sangat berpengaruh meliputi doa liturgi, studi, kerja dan hidup bersama dalam suatu komunitas di bawah pimpinan seorang abbas.
St. Benediktus meninggal tanggal 21 maret 547 di Monte Cassino dan dimakamkan di samping adiknya St. Skolastika yang mendirikan ordo Suster-suster Benediktin. Beliau dikanonisasi oleh Paus Paulus VI pada tahun 1964. St. Benediktus dijuluki sebagai "Bapak Kehidupan Membiara" dan diangkat menjadi pelindung Eropa serta spelidogist (penjelajah gua. Dilambangkan dengan gambar seorang biarawan yang memegang tongkat abbas dan regula. Pesta perayaannya diperingati setiap tanggal 11 Juli

Minggu, 06 Januari 2008

Bison Kecil

Di Mexico, ada seorang anak Indian yang masih kecil. Ia rajin sekali datang ke Gereja untuk mengikuti misa kudus pada setiap minggu. Namanya "Bison Kecil". Pastor yang mengajar agama anak-anak, sangat sayang kepada bison kecil. Ia adalah anak yang paling rajin datang ke Gereja untuk merayajan misa kudus.

Pada suatu hari minggu sesudah misa, pastor bertanya kepada anak-anak itu tentang apa yang ia khotbahkan dalam misa kudus tadi. Ternyata Bison Kecil dapat menjawab dengan tepat dan benar. Pastor sangat senang dan menepuk-nepuk pundaknya. Tetapi tiba-tiba BIson Kecil berteriak kesakitan. Rupanya ada luka di punggungnya. Ketika pastor menyuruh ia membuka bajunya, semua anak melihat bahwa seluruh punggung bison kecil penuh dengan luka-luka bekas rotan. Pastor bertanya "Siapakah yang merotani engkau?" "Papa", "Mengapa papa melukai emgkau?", "Papa tidak mau saya datang ke Gereja untuk menghadiri misa kudus. Papa melarang saya datang ke Gereja. Ia adalah seorang dukun." " Kalau begitu mengapa engkau datang juga?"
"Sebab saya ingin menghadiri misa kudus pada hari minggu."
(Diambil dari buku "Percikan Kisah-Kisah Manusia", karangan Rm. Yosef Lalu, Pr.)